Minggu, 18 September 2022

Hai, apa kabar?

Sekarang tanggal 19 September 2022, lagi beresin email-email lama dan ketemu email-email notifikasi dari blog ini. Alay banget ya namanya Z4hr4h. Blog ini terakhir diisi jaman SMP, kayaknya dulu ikutan bikin blog karena temen-temen SMP pada bikin. Walaupun blogku isinya ga jelas dan lebih seneng ngeliat hewan-hewan peliharaan online yang sekarang udah gaada. 

Gimana aku sekarang? Kalau orang-orang jaman sekarang sih bilangnya sedang menghadapi quarter life crisis HAHA. Ya aku dah lulus kuliah September tahun lalu, 2021. Sekarang aku gatau ngapain, Akhir Juli kemarin baru selesai magang di eFishery dan dua bulan ini ga ngapa-ngapain lagi. Setahun yang sia-sia ya? Padahal SD dah aksel biar setahun lebih cepat, tapi sekarang aku cuma setahun ngabis-ngabisin waktu di rumah.

Kalau ditanya pengen apa. Jujur aku gatau, mungkin karena terbiasa didikte dari dulu, dimana banyak pilihan hidup yang ga aku buat sendiri. Mulai dari sekolah SMP, SMA, kuliah, bahkan tempat kerja praktik hingga topik skripsi bukan pilihan dan keinginan aku sendiri. Jadi sekarang rasanya bingung ketika disuruh untuk menentukan keinginan dan langkah selanjutnya dalam hidup. Karena memang gapernah benar-benar menentukan sendiri. Menyedihkan memang.

Bulan lalu aku coba untuk konseling karir offline di ITB CC. Well gabanyak hal baru yang digali sih sebenernya, lebih ke menceritakan hasil renungan nasib aja. Bener kalau aku emang gatau pengen apa, bener kalau aku membatasi diri, bener kalau aku berada di zona yang nyaman banget, ya gitu... Satu hal yang mengejutkan adalah ibu konselor ini bilang kalau aku kreatif. Ikut kuliah umum metode berpikir kreatif ternyata membuahakan hasil, keren-keren. Kreatif disini mungkin bukan tentang sesuatu yang berkaitan dengan art, tapi lebih ke bagaimana aku solve problem ataupun solusi-solusi yang aku hasilkan. Entahlah, tapi hasil AI interview juga bilang aku kreatif. Sudah ada dua statement seperti itu, walau masih ga marasa dan ga percaya, tapi amini saja dulu.

Ketika konseling aku diminta untuk ambil kartu acak, kartu ini kayak menjembatani/media buat aku bercerita. Kartu pertama gambar sepatu balet yang ujungnya sudah rusak dengan judul "on the edge", semakin sering penari balet berlatih maka ujung sepatunya akan semakin terkoyak. Lalu apakah ujung sepatu baletku masih bagus. Menurutku mungkin saja, toh memang aku belum melakukan yang terbaik, belum berusaha sekeras itu juga hingga ujung sepatuku koyak atau mungkin aku malah jarang pakai sepatunya. Itu yang ada dibenakku ketika melihat kartu gambar itu.

Untuk kartu kedua aku mendapatkan gambar anak yang dikubur dengan pasir pantai sebadan dan kepalanya di permukaan tanpa judul apapun, ekspresi anak itu seperti sedang menahan sesuatu, entah dia senang atau tidak dikubur dalam pasir yang jelas dia sedang bermain dan bukan dikubur paksa. Karena gatau mau ceritain apa dari gambar itu, akhirnya aku diminta untuk ambil kartu kata dan dapat kata "Peluang". Apa pula itu, mencoba mengelaborasi segala rupa. Menurutku anak kecil ini memang sedang main di pantai, liburan mungkin entahlah. Main ke pantai, main pasir pantai kan bukan sesuatu yang bisa dilakukan tiap saat kan. Mungkin memang anak ini ingin challenge dirinya atau mungkin kepo aja gimana rasanya dikubur. Kesempatan main ke pantai ini mungkin jadi peluang untuk dia nyoba langsung dikubur. Tiba-tiba aku kepikiran sebuah quote yang bunyinya, "Take the risk or lose the chance". Mungkin itu yang si anak ini lakukan dia mengambil risiko untuk dikubur karena dia pengen dibandingkan kehilangan kesempatan untuk mencoba dikubur, toh kapan lagi kan dia ada kesempatan main ke pantai. Jujur quote itu tuh ya bener-bener relate sama aku, aku terlalu banyak gamau ambil risiko, banyak say NO ke diri sendiri, padahal belum nyoba. Aku bahkan gatau ada berapa kesempatan/peluang yang aku lewatkan karena gamau mencoba. Mungkin sampai sekarang pun masih begitu.

Kartu terakhir agak mengejutkan sii, kek kok bisa nyambung sama closing statement aku untuk kartu kedua. Kartu ketiga ini adalah gambar kaki bersepatu yang berdiri disebelah garis hijau tebal, judul kartu itu adalah boundaries. Yup, batasan. Gausah mikir panjang, langsung mengalir begitu saja. Persisi seperti statementku di akhir kartu kedua, aku banyak banget membatasi diri sendiri. Aku sebenernya bukan orang yang merasa insecure, tapi jujur keknya ini agak buruk sih. Beberapa kasus tuh ya insecure itu jadi pemacu kita untuk berubah, kita aware dengan apa yang kurang dari diri sendiri. Sedangkan aku gamerasakan itu, justru itu yang membuat aku ga bangun dan tetap nyaman dengan diri yang begini-begini saja atau mungkin bisa dibilang tidak berkembang.. 

Kesimpulan di akhir ibu konselornya bilang, coba aja apapun, buka peluang sebesar-besarnya. Coba daftar pekerjaan yang diluar studi gapapa kok, kerja di bank atau perusahaan konsultan gapapa, yang penting ada perubahan ga stagnan di zona nyaman. Coba aja daftar kuliah S2, siapa tau bisa jadi dosen. Gaperlu takut nganggur selesai kuliah S2, siapa tau setelah selesai kuliah S2 kamu punya mindset baru untuk langkah hidup selanjutnya. Yaa, walaupun gatau apa yang ingin dilakukan, gatau cita-citamu apa, coba aja dulu semua hal dan peluang yang ada depan mata. Mungkin kamu akan menemukan jawabannya sambil menjalani. 

Ya seperti itu isi curhatan aku dengan bu konselor selama sejam. Gaada hal baru kan, aku juga sudah tau jawabannya, tapi memang belum dilakukan aja.. Begitulah aku sekang, 3 bulan menuju 2023 HAHA..

Ohiya aku kayaknya salah posisi tidur, jadi tadi bangun sakit pinggang, sampe sekarang :( kenapa jompo bangeet sii. Semoga gaada yang baca.